Lini Waktu Pontianak Heritage 1609-1987

Lini Waktu Pontianak Heritage 1609-1987
Ilustrasi: Lini Waktu Pontianak Heritage 1609-1987
Sejarah dan warisan kota Pontianak yang 'mugkin' sudah terlupakan zaman. Tapi tidak berlaku terhadap kami (masyarakat asli kota Pontianak) yang semakin hari selalu dan terus berjuang demi kemajuan kota kami ini. Jadi kali ini saya ingin berbagi kronologi atau bisa disebut Timeline (Lini Waktu) sejarah yang berlangsung di kota Pontianak sejak tahun 1609 sampai dengan 1987.

1609-1611
1609 (1 Oktober) Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) melakukan kontrak dengan Kesultanan Sambas.
1609 VOC melakukan kontrak dengan Kerajaan Landak.
1611 East Indie Company (EIC), Inggris membuka kantor dagang di Sukadana.

1742-1798
1742 (15 Rabiul Awal 1154) Syarief Abdurahman ibn Husein Al-Kadrie lahir di Matan.
1755 (8 Muharram 1169) Habib Husein Al-Kadrie menuju Mempawah.
1765-1767 Syarief Abdurahman melakukan pelayaran dan perdagangan ke Palembang, Semarang, Batavia juga ke Banjarmasin. Berperang dengan kapal 'Francis' di wilayah kesultanan Paseer, juga mengalahkan jung-jung cina. Menikah dengan Puteri Syahranom (putri Sultan Saad, Kesultanan Banjar) dan diberi gelar Pangeran Syarief Abdurahman Nur Alam.
1768 Traktat Banten. Banten kalah perang dengan VOC. Dalam Traktat banten terdapat vassal (pasal) Landak.
1770 (3 Zulhijjah 1184) Habib Husein meninggal dunia, dimakamkan di Sejegi.
1771 (11 Rabiul Awal 1185) Syarief Abdurahman berangkat dari Banjarmasin kembali ke Mempawah.
1771 (23 Oktober / 14 Rajab 1185 H) Syarief Abdurahman membuka daerah delta pertemuan Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak.
1771 Mulai dibangun tempat ibadah (kemudian menjadi masjid jami) dan tempat tinggal (kemudian menjadi Istana Kadriah).
1772 Kedatangan Lan Fang/ Lo Fang bersama 100 pengikutnya, mendarat di Siantan
1773 (Oktober/ 19Jumadil Akhir 1227 H) Syekh Umar Al-Banaser wafat.
1778 (8 Syaban 1192 H) Pengukuhan Syarief Abdurahman Al-Kadrie sebagai Sultan Pontianak.
1778 Kedatangan Nikholas de Kloek ke Pontianak
1779 5 Juli, Kedatangan Willem Ardinpola dan penandatangan Acte van Institute antara Kesultanan Pontianak dengan VOC.
1798 Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang didirikan sejak tahun 1606 dinyatakan bangkrut.

1800-1895
1800 (1 Januari) VOC secara resmi dibubarkan, didirikan Dewan untuk urusan jajahan Asia. Selanjutnya daerah kekuasaan VOC di Indonesia dikuasai langsung oleh Kerajaan Belanda dengan membentuk pemerintahan jajahan 'Nederlandsch Indie'.
1802 (1216 H) Surau Bait Annurr didirikan oleh Nahkoda Ahmad.
1806 Pecah perang Eropa. Belanda kalah perang dan dikuasai Perancis. Wilayah-wilayah yang dimiliki Belanda menjadi milik Perancis.
1806 Belanda menarik semua personil di Borneo Barat.
1808 (28 Oktober) Syarief Abdurahman Al-Kadrie wafat, dimakamkan di Batu Layang.
1808 Sultan Kasim diangkat menjadi Sultan Pontianak kedua.
1811 Pemerintahan Hindia Belanda dialihkan ke kekuasaannya ke tangan Inggris.
1811 East Indie Company (EIC) masuk ke Pontianak dipimpin oleh Kapten Smith.
1816 Pemerintah Inggris (diwakili oleh John Fendall) menyerahkan kembali daerah jajahannya kepada pemerintahan Hindia Belanda, selanjutnya mengangkat Godert Alexander Gerard Philip.
1819 (12 Januari) Dilaksanakan perundingan dan penandatangan Acte van Institute antara Sultan Kasim dengan VOC (diwakili komisaris Nayus).
1819 (25 Februari) Sultan Kasim Al-Kadrie wafat, dimakamkan di Batu Layang.
1819 Syarief Usman Al-Kadrie dinobatkan menjadi sultan ketiga (1819-1855).
1819 (16 Agustus) Dilaksanakan perundingan dan penandatangan perjanjian/ kontrak pendek (korte verklaring) antara Sultan Usman dengan VOC (diwakili E. J. Roesler). Memuat 28 Pasal.
1821 (Selasa, Muharram 1237 H) Sultan Syarief Usman merenovasi Mesjid Jami.
1822 (16 Desember) Dilaksanakan perundingan dan penandatangan perjanjian/ kontrak pendek (korte verklaring) antara Sultan Usman dengan VOC (diwakili E. J. Roesler). Memuat 5 pasal.
1823 (14 Oktober) Dilaksanakan perundingan dan penandatangan perjanjian/ kontrak pendek (korte verklaring) antara Sultan Usman dengan VOC (diwakili E. J. Roesler). Memuat 7 pasal.
1824 Traktat London, Inggris akhirnya menyerahkan kembali wilayah Hindia Belanda kepada Belanda.
1825-1830 Perang Diponegoro (Perang Jawa)
1829 Periode yang menunjukkan pembangunan Vihara Kelenteng Tiga, kemudian pada tahun 1906 Vihara direnovasi menjadi 3 bagian.
1830 Belanda mulai membangun kawan dulzend vlekonten paal (Tanah Seribu)
1832 Belanda membangun Fort de Marianne
1833 (18 Februari) Pelaksanaan Resolusi Nomor 39. Melalui Komisaris Francis. Intinya adalah membatasi anggaran belanja. Selama ini penghasilan yang diterima pihak Hindia Belanda di Borneo Barat tidak seimbang dengan pengeluarannya.
1834 (1 Juni) Pemerintahan Hindia-Belanda hanya menempatkan pasukan di Pontianak dan Sambas. Kota-kota lain hanya didirikan pos kecil. Pelabuhan Pontianak dan Sambas menjadi pelabuhan bebas.
1841 James Brooke diangkat menjadi Gubernur Sarawak oleh Sultan Brunei.
1845 (19 Januari) Perancangan tiang bendera kesultanan di halaman depan istana kesultanan. Bertepatan dengan penobatan Sultan Syarief Usman.
1845 Pemerintah Inggris di Singapura menetapkan James Brooke sebagai Wakil Kerajaan Inggris di Kalimantan Utara.
1846 (Juni) Diadakan ekspedisi oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menentukan batas wilayah kekuasaan Hindia Belanda. Dipimpin oleh Letnan II O van Kessel.
1846 (September) Ekspedisi dipimpin oleh Dr. C. M. Scwaner.
1855 (April) Sultan Usman meletakkan jabatan Sultan karena usia lanjut.
1855 (12 April) Syarief Hamid Al-Kadrie dinobatkan menjadi Sultan Pontianak keempat.
1856 Dilaksanakan perundingan dan penandatangan perjanjian/ kontrak pendek (korte verklaring) antara Sultan Hamid dengan VOC.
1857 (4 Januari) Dikeluarkannya surat keputusan Residen Borneo Barat, berkenaan dengan distrik Cina di Mandor.
1858 Pembangunan post telegraf kantoor
1860 Syarief Usman wafat, dimakamkan di Batu Layang.
1872 Sultan Hamid wafat, dimakamkan di Batu Layang.
1872 Syarief Yusuf menjadi Sultan Pontianak kelima (1872-18 Maret 1895).
1872 (22 Agustus) Perjanjian antara Syarief Yusuf dan VOC, berkenaan dengan “Bestuur Abtenaar” (Pemungutan pajak di Pontianak).
1884 Di usianya yang ke-58, M. Yusuf tiba kembali di Pontianak, kemudian mengembangkan Kampung Saigon.
1886 (3 dan 10 Agustus/ 3-10 Dzulkaidah 1303 H) Pertemuan antara Sultan Pontianak dan Penembahan Landak dan pendatangan batas wilayah.
1890-an Pembangunan jalan raya Pontianak-Sambas.
1892 Hindia Belanda membuka Volksschool
1895 (15 Maret) Sultan Syarief Yusuf Al-Kadrie wafat dimakamkan di Batu Layang.
1895 (6 Agustus) Syarief Muhammad Al-Kadrie diangkat menjadi Sultan Pontianak keenam.

1905-1987
1905 (11 Februari) Kegiatan misi Katolik pertama kali. Daerah Kalimantan Barat ditetapkan sebagai Prefectur Apostolik.
1906 (1 April) Kantor DJB Pontianak dibuka.
1907 Pasar Tengah mulai dibangun.
1908 Gereja Katedral Pontianak (St. Petrus) didirikan.
1910 Pemerintah Hindia Belanda membuat Volksschool (Sekolah Rakyat)
1911 (23 Juni) Korte verklating
1912 (8 April) Perbaharui korte
1914 Holland Inlandsche School (HIS) Fisrt Eeste School didirikan.
1914 Kaum pedagang (dari Surabaya) memperkenalkan gerakan Sarekat Islam.
1918 Masjid At-Tagwa Marianna pertama kali didirikan.
1920 Europe Largere School (ELS) didirikan di Pontianak
1920-an M. Yusuf mendirikan perguruan Saigoniyah
1922 Holland Inlandsche School (HIS) jalan Tamar dibangun.
1923 Sultan Muhammad merenovasi istana dengan menambahkan anjungan dan beranda seperti yang tampak saat ini.
1924 Holland Chineseche School (HCS) diabangun.
1924 Gusti Sulung Lelanang merintis Sarekat Rakyat.
1925 Awal mula penanaman dan penyebaran jenis komoditi karet.
1926 H. Arif bin H. Ismail dan H. Jahri bin Abdul Karim mendirikan perguruan Islamiyah.
1926 (22 April) Kantor DJB Pontianak dibongkar dan dibangun kembali.
1928 Ekspedisi pertama menentukan titik garis khatulistiwa dan pembuatan Tonggak pertama Tugu Khatulistiwa.
1930-an Tang Seng Hie menjual tanah dan rumahnya kepada pihak keuskupan
1930-an Surau As-Shulhu didirikan
1930 Bangunan Tugu Khatulistiwa disempurnakan.
1933 Sekolah Dasar Loe Yue didirikan.
1934 Peletakan batu pertama pembangunan tugu peringatan 40 tahun
1936 (23 September) Langgar Wan Saggaf (Mesjid Nurul Hidayah) didirikan
1937 Persatuan Anak Borneo (PAB) dibentuk
1937 Partai Indonesia Raya didirikan di Kalimantan Barat
1937 Pasar Tengah terbakar, kemudian dibangun kembali
1938 Tugu Khatulistiwa disempurnakan
1941 (19 Desember) Peristiwa pemboman kota Pontianak. Dikenal dengan peristiwa Pemboman Pesawat 9.
1941 (22 Desember) Peristiwa pemboman kota Pontianak kedua.
1942 (27 Januari) Peristiwa pemboman kota Pontianak ketiga.
1942 (2 Februari) Jepang memasuki dan menduduki kota Pontianak. Penduduk Jepang mulai berkuasa di Pontianak.
1942 (8 Maret) Penyerahan Kedaulatan Tanpa Syarat dari Letjend. H. Ter Poorten (sebagai panglima angkatan perang Hindia Belanda) kepada tentara ekspedisi Jepang dipimpin Letjend Hitoshi Imamura.
1944 (24 Mei) Pertemuan di Gedung Medan Sepakat yang dikenal juga dengan Konferensi Nissinkai.
1945 (14 Oktober) NICA mendarat di Pontianak dipimpin Letkol Sir Thomas Blamey.
1945 (15 Oktober) Penaikan bendera merah putih untuk pertama kalinya oleh PPRI dan masyarakat kota Pontianak.
1945 (29 Oktober) Sultan Hamid II dinobatkan menjadi Sultan Pontianak.
1946 (14 Agustus) Berdasarkan besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak No. 24/1/1940 PK yang disahkan menetapkan status Pontianak sebagai stadsgemeente. R. Soepardan ditunjuk menjadi syahkota.
1949 (23 Agustus-2 November) Konferensi Meja Bundar
1949 Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak diubah dan digantikan dengan Undang-undang Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 16 September 1949 No. 40/1949/KP. Dalam undang-undang ini disebut Peraturan Pemerintah Pontianak dan membentuk Pemerintah kota Pontianak. Walikota pertama ditetapkan Rohana Muthalib.
1953 Masa Kota Praja Undang-undang Darurat Nomor 3, bentuk Pemerintahan Landschap Gemeente, ditingkatkan menjadi Kota Praja Pontianak.
1957 Masa Kotamadya dan Kota Pemerintah Kota Praja Pontianak diubah berdasarkan Undang-undang No. 1, Penetapan Presiden No. 5 nama Kota Praja Pontianak diganti menjadi Kotamadya Pontianak.
1964 (29 oktober) Masjid Jihad pertama kali dibangun
1974 Nama Kotamadya Pontianak berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Pontianak.
1980 Masjid Mujahidin pertama kali dibangun.
1981 (28 Juni) Peresmian pemugaran Gereja Gembala baik.
1987 (10 November) Peresmian Tugu Digulist

Sumber data diambil dari buku Pontianak Heritage yang ditulis oleh Ahmad Asma Dz dan diterbitkan oleh Literer Khatulistiwa.

Selebihnya tujuan penyalinan data Lini Waktu Pontianak Heritage ini hanyalah untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang sejarah kota Pontianak kepada seluruh dunia melalui media online (blog).  Jadi jikalau penulis atau penerbit dari buku Pontianak Heritage tidak berkenan atas salinan yang saya buat ini, silahkan kontak saya melalui email: arrow69.coolboyz@gmail.com untuk tindaklanjut. Mohon maaf jika ada salah penulisan ulang atau kesalahan pengeditan data yang saya salin ini.


Semoga tujuan baik saya untuk memperluas wawasan khalayak ramai ini mendapat respon yang positif. Karena tujuan saya menyalin ulang ini tidak lebih dari sekedar berbagi dan tidak sedikit pun demi materi. Jikalau boleh dan diperkenankan untuk mengeksplor lebih jauh tulisan ini terkait mengenai sejarah kota Pontianak, saya siap melakukannya tanpa bayaran sepeser pun.

Apalah artinya materi dibanding ilmu yang sangat bermanfaat yang nantinya akan menjadi bekal buat keturunan berikutnya. Betapa penting ilmu jika dibawa mati.

Sekian kata penutup dari saya, selebihnya saya ucapkan terimakasih dan semoga bermanfaat.

sumber gambar pelabuhan pontianak 1930-an dari: album foto Pak Belalang van Pontianak

omgoegel

Hopefully article about Lini Waktu Pontianak Heritage 1609-1987 useful for Om Goegel loyal readers. Know more about me, please read more on WHO AM I? page. Great thanks.

Number of Posts:

7 comments:

RULES:
1. Hindari komentar SARA, porno, atau melanggar HAM
2. Disini bukan zona pertikaian (silahkan bertikai di ring lain)
3. Link tidak jelas serta mengarah ke pelanggaran kode etik dan hukum yang berlaku adalah HARAM disini
4. Penulis tidak bertanggung jawab atas apapun bentuk efek samping dari penyalahgunaan atau penyalahartian terhadap apapun konten dari blog ini
5. Penulis memiliki hak untuk menolak/menghapus komentar yang dianggap melanggar pasal-pasal di atas

PS:
“Jadilah orang yang sopan dan cerdas dalam berkomentar”.
Ask if you are not sure and/or don’t know or eager to know more,
Give solution if you found any errors, stop komentar-komentar kosong!

Contact Form

Name

Email *

Message *